Mempelajari Filosofi Bela Diri Merpati Putih

Posted by jenggot kambing on Friday, October 1, 2010

Merpati Putih merupakan kependekan dari falsafah ilmu beladiri warisan nenek moyang yaitu MERsudi PAtitising TIndak PUsakane TItising Hening (Mencari sampai mendapatkan tindakan yang benar dengan ketenangan). Adapun makna dari kalimat tersebut adalah :

Mersudi, suatu kata yang mempunyai sikap aktif, berupaya dan berusaha sampai mendapatkan dengan penuh kesabaran, Agar dapat menggambleng diri sendiri supaya dapat menghayati tujuan yang dicapai.

Patitising, artinya ketepatan, tepat dalam sasaran, tepat dalam penilaian masyarakat yang selaras dengan maksud dan tujuan perguruan.Tindak, adalah sikap, perilaku atau perbuatan. Pencerminan dari kata ini yang paling mudah adalah penampilan. Pesilat Merpati Putih yang sudah ditempa harus dapat menjadi suri teladan yang baik bagi teman-temannya.

Pusakane, adalah bukan merupakan perwujudan pusaka pada umumnya, namun satu pedoman yang merupakan tonggak kebenaran. Suatu kebenaran yang hakiki yang mampu menjadi tiang bendera panji perguruan.

Titising Hening, segala sesuatunya harus dimulai dengan sesuatu yang khusus, bersih dan suci. Untuk pencapaian kesucian dan hening, memerlukan pengendalian diri-pribadi, mengendapkan segala kehendak, mengekang hawa nafsu dan yang terpenting adalah sikap pasrah bersandar sepenuhnya secara lahir dan batin kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Pada awalnya berdiri Merpati Putih hanyalah merupakan seni beladiri turun-temurun, belum diperkenalkan untuk umum, akan tetapi Sang Guru Bpk. Saring Hadi Poernomo berpendapat bahwa suatu ilmu harus dikembangkan agar tidak hilang begitu saja walaupun apapun yang dilakukan tidak ada artinya sama sekali bagi nusa dan bangsa. Demikian halnya dengan seni pencak silat Merpati Putih harus dipertahankan dan dikembangkan kepada masyarakat umum, adapun alasannya seni pencak silat merupakan bagian dari seni budaya bangsa dan harus dipertahankan, Ia menurunkan ilmunya kepada kedua putranya untuk terus dikembangkan.

Sumber - kolatpandu.co.cc

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

More aboutMempelajari Filosofi Bela Diri Merpati Putih

Sejarah Bela Diri Judo

Posted by jenggot kambing

Judo sebenarnya merupakan pengembangan seni bela diri tangan kosong, jujutsu. Jujutsu sangat unik karena tidak menggunakan kekerasan atau tenaga yang berlebih namun menggunakan keterampilan, kecerdikan, keseimbangan dan keahlian untuk melumpuhkan lawan dengan tenaga seminimal mungkin. Jujutsu diperkirakan telah lahir sejak zaman Heian (794-1184) kemudian dibakukan pada akhir zaman Azuchi-Momoyama dan terus berkembang serta mengalami penyempurnaan. Menjelang akhir masa Edo pada akhir abad 19, di Jepang telah berkembang sekitar 60 aliran jujutsu dengan aliran yang terkemuka yaitu Kito-ryu dan Tenjin Shin’yo-ryu. Kedua aliran ini dikenal dengan ciri khasnya dalam teknik lain. Tahun 1877, seorang pemuda berusia 18 tahun yang berasal dari Prefektur Hyogo bernama Jigoro Kano (1860-1938), mulai mempelajari jujutsu di dojo (sanggar latihan) Tenjin Shin’yo-ryu. Di bawah asuhan Hachinosuke Fukada, Kano muda mempelajari randori (latihan bebas) dan kata (seni). Kemudian ia juga menerima bimbingan dari Tsunetoshi Iikubo dari Kito-ryu yang mengajarkan bentuk-bentuk jujutsu yang sama sekali berbeda dengan yang pernah ia pelajari sebelumnya. Dengan pengaruh dari kedua aliran tersebut, Kano muda menyempurnakan jujutsu dan menyebut temuannya itu sebagai judo.

Teknik Judo

Kano memilih teknik-teknik terbaik dari berbagai aliran jujutsu, memperbaiki beberapa bagian dan menciptakan beberapa teknik baru yang digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu : nage-waza (lemparan), katame-waza (kuncian) dan atemi-waza (serangan). Nage-waza dibagi lagi ke dalam lima tingkatan yang dikenal dengan gokyo no waza dengan jumlah keseluruhan 40 macam lemparan yang meliputi tachi-waza (lemparan yang dilakukan sambil berdiri) dan sutemi-waza (lemparan sambil menjatuhkan diri). Katame-waza dibagi lagi menjadi osaekomi-waza (menahan), shime-waza (cekikan) dan kansetsu-waza (mengunci persendian). Atemi-waza terbagi dua, yaitu ude-ate (menyerang dengan tangan) dan ashi-ate (menyerang dengan kaki). Namun, sebelum mempelajari suatu teknik itu, setiap judoka harus terlebih dahulu mempelajari ukemi (cara jatuh), shizen (kuda-kuda), kumikata (pegangan), shintai dan tai sabaki (langkah), kuzushi

Sumber - renpedia.blogspot.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia
More aboutSejarah Bela Diri Judo

Belajar Filosofi Ilmu Karate

Posted by jenggot kambing

1. Rakka (Bunga yang berguguran) Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran.

2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

1. Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi.

2. Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang.

3. Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain.

4. Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sumber - harunhdr.multiply.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

More aboutBelajar Filosofi Ilmu Karate